Header Ads

test

Kehidupan Akhirat, Sebuah Kenikmatan Abadi


Di dalam Al Qur'an, Allah SWT selalu memberikan perbandingan antara kenikmatan dunia dan akhirat agar manusia mau berusaha mendapatkan kehidupan akhirat yang jauh lebih baik dan bersifat kekal daripada kenikmatan duniawi yang ada di depan mata, meski kehidupan akhirat itu belum pernah terlihat oleh mata dan baru terealisasi kemudian.

Allah SWT berfirman: Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun". (QS An Nisa: 77)

Karena kecilnya kenikmatan dunia, maka Allah SWT mencela siapapun yang meletakkan tujuan hidupnya untuk kenikmatan dunia yang fana ini.

"Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit". (QS At Taubah: 38)

Kehidupan akhirat bersih dari kotoran-kotoran Dunia. Khamr (minuman keras) dunia sungguh memabukkan, namun di akhirat tidak. Kenikmatan di dunia didahului dengan kesulitan, namun akhirat tidak.

(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih, sehingga ususnya terpotong-potong?” (QS Muhammad: 15)

Di dunia ini ada air, dan minum air jika haus. Namun, bedanya air di akhirat tidak berubah. Airnya bersih. Wanita-wanitanya suci dengan sebenar-benar kesucian. Di dunia tidak disucikan secara fisik dan mental.

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin”. (QS Ar Rahman: 56)

Hatinya juga bersih. Hati penghuni surga tidak ada perselisihan, saling membenci, hati mereka satu. Di dunia, jika ada yang beristri lebih dari satu, maka di antara istrinya terkadang didapati hati yang tidak bersih. Namun di surga, hati-hati para isteri mereka satu, mereka mencintai suami mereka dengan penuh keikhlasan.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Tidak ada perselisihan di antara mereka (penghuni Surga) dan tidak ada kebencian. Hati mereka adalah satu, yakni selalu bertasbih di pagi dan sore hari”.

Dan kesenangan dunia, apapun namanya pasti akan hilang, bahkan terkadang kenikmatan di depan mata tidak bisa dinikmati, terasa pahit. Begitu pula dengan kekuasaan. Tidak selamanya, kekuasaan yang terkadang diraih dengan menggelontorkan banyak harta itu juga sementara, banyak yang menunggu penguasa jatuh agar ia dapat menggantikannya.

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS An Nahl: 96)

Kita berharap dan berdoa, semoga kita menjadi penghuni surga, karena kesenangan dunia harus dijadikan alat untuk kesenangan akhirat. Wallahua’lam


Tidak ada komentar