Move On
Kerisauan akhir-akhir ini adalah perubahan zaman yang cepat menimpa kalangan muda yang tidak diikuti dengan kesiapan manusianya. Sehingga lahir lah generasi yang mereka matang tapi karbitan. Karena mereka dimatangkan oleh fitur-fitur zaman bukan dari pengembangan kepribadiannya secara alamiah.
Satu hal yang perlu menjadi pengingat dengan fenomena ini “Move On”. Kembali mengenai diri tentang - mau jadi apa kita? Dikenal sebagai siapa? Dan mati sebagai siapa dan bagaimana?
Secara sederhana makna dari Move-On sendiri adalah berpindah dari kondisi yang kurang baik kepada kondisi yang lebih baik.
Move-On sebetulnya adalah budaya karena lahir sebagai dorongan dari cipta, rasa dan karsa manusia. Pada prinsipnya, Move on sudah dikenal sejak jaman kenabian. Kata ini dekat atau senada dengan kata Hijrah. Akibat modernisasi, kata hijrah mengalami menjadi Move-on. Artinya Move-on adalah budaya kenabian dan kita saat ini mewarisi hal tersebut.
Setiap orang memiliki cara hidupnya masing-masing. Melangkah menuju takdirnya masing-masing. Namun setiap orang memiliki pilihan hidup yang telah Allah sediakan. Termasuk Nasib yang oleh kita sendiri lah yang menentukan.
Baik dan buruk adalah pilihan. Bukan kah dalam Al Qurán pun sudah disinggung tentang memperhatikan hari esok?
Hari esok kita harus lebih baik karena keburukan yang didapatkan dihari esok adalah kerugian.
Menikmati dinamika hidup adalah seni yang tidak semua orang mampu bertahan disana. Perlu adanya seni dalam menikmatinya. Hal itu akan mengantarkan pada bagaimana bentuk lukisan yang kita hasilkan. Akan selalu ada harapan didalamnya. Dan kemenangan itu hanya akan didapatkan oleh mereka yang senantiasa menjadikan hidupnya lebih baik. Move-On
Setiap diri memiliki mimpi dan cita-citanya masing-masing. Akan tetapi dengan kenyamanan yang didapatkan, tidak sedikit yang lupa dengan apa yang menjadi tujuan hidupnya. Sederhananya setiap obrolan yang keluar hari demi hari bahkan tidak ada hubungannya dengan apa yang dicita-citakan.
Kita lebih senang menghabiskan pembicaraan dengan kejadian hari kemarin, kejadian hari ini dan rencana esok hari. Sedang lupa dengan rencana jangka panjang yang akan dicapai. Sehingga konsep diri pun berjalan seperti air mengalir begitu saja.
Allah sudah menyampaikan bahwa orang-orang bertakwa perhatikanlah apa yang akan dilakukan hari esok. Sudah seharusnya kita melakukan setiap hal apapun dengan baik.
Setiap perjalanan kebaikan pasti akan dihadapkan dengan dinamika dan tantangannya sendiri. Untuk kita hal itu adalah tarbiyah yang diberikan oleh Allah SWT dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Sudah banyak yang sukses dengan tarbiyah yang diberkan oleh manusia, akan tetapi tidak sedikit yang gugur berjatuhan ketika menghadapi tarbiyah yang Allah berikan.
Akan tetapi selalu ada mudah setelah sulit, dan ada harapan disetiap pengerjaan. Jika saat ini kita masih dalam kondisi nyaman dan terbengkalai maka sudah saatnya Move On! We born to Learn, We Born to Fight, and We Born to Win.
:: Artikel dikirim oleh Nurdin Hoerrudin | sekarang tinggal di Jakarta-Depok | follow twitter @BangNadash
Satu hal yang perlu menjadi pengingat dengan fenomena ini “Move On”. Kembali mengenai diri tentang - mau jadi apa kita? Dikenal sebagai siapa? Dan mati sebagai siapa dan bagaimana?
Secara sederhana makna dari Move-On sendiri adalah berpindah dari kondisi yang kurang baik kepada kondisi yang lebih baik.
Move-On sebetulnya adalah budaya karena lahir sebagai dorongan dari cipta, rasa dan karsa manusia. Pada prinsipnya, Move on sudah dikenal sejak jaman kenabian. Kata ini dekat atau senada dengan kata Hijrah. Akibat modernisasi, kata hijrah mengalami menjadi Move-on. Artinya Move-on adalah budaya kenabian dan kita saat ini mewarisi hal tersebut.
Setiap orang memiliki cara hidupnya masing-masing. Melangkah menuju takdirnya masing-masing. Namun setiap orang memiliki pilihan hidup yang telah Allah sediakan. Termasuk Nasib yang oleh kita sendiri lah yang menentukan.
Baik dan buruk adalah pilihan. Bukan kah dalam Al Qurán pun sudah disinggung tentang memperhatikan hari esok?
Hari esok kita harus lebih baik karena keburukan yang didapatkan dihari esok adalah kerugian.
Menikmati dinamika hidup adalah seni yang tidak semua orang mampu bertahan disana. Perlu adanya seni dalam menikmatinya. Hal itu akan mengantarkan pada bagaimana bentuk lukisan yang kita hasilkan. Akan selalu ada harapan didalamnya. Dan kemenangan itu hanya akan didapatkan oleh mereka yang senantiasa menjadikan hidupnya lebih baik. Move-On
Setiap diri memiliki mimpi dan cita-citanya masing-masing. Akan tetapi dengan kenyamanan yang didapatkan, tidak sedikit yang lupa dengan apa yang menjadi tujuan hidupnya. Sederhananya setiap obrolan yang keluar hari demi hari bahkan tidak ada hubungannya dengan apa yang dicita-citakan.
Kita lebih senang menghabiskan pembicaraan dengan kejadian hari kemarin, kejadian hari ini dan rencana esok hari. Sedang lupa dengan rencana jangka panjang yang akan dicapai. Sehingga konsep diri pun berjalan seperti air mengalir begitu saja.
Allah sudah menyampaikan bahwa orang-orang bertakwa perhatikanlah apa yang akan dilakukan hari esok. Sudah seharusnya kita melakukan setiap hal apapun dengan baik.
Setiap perjalanan kebaikan pasti akan dihadapkan dengan dinamika dan tantangannya sendiri. Untuk kita hal itu adalah tarbiyah yang diberikan oleh Allah SWT dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Sudah banyak yang sukses dengan tarbiyah yang diberkan oleh manusia, akan tetapi tidak sedikit yang gugur berjatuhan ketika menghadapi tarbiyah yang Allah berikan.
Akan tetapi selalu ada mudah setelah sulit, dan ada harapan disetiap pengerjaan. Jika saat ini kita masih dalam kondisi nyaman dan terbengkalai maka sudah saatnya Move On! We born to Learn, We Born to Fight, and We Born to Win.
:: Artikel dikirim oleh Nurdin Hoerrudin | sekarang tinggal di Jakarta-Depok | follow twitter @BangNadash
Post a Comment