Novel Memoar: Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta
Saya ingin mengenalkan sebuah novel karya dari sahabat saya, Arif Rahman. Novel memoar ini bercerita tentang lima orang sahabat (Agus, Setyo, Lutfi, Rein dan Chandra) yang bersekolah di SMP yang sama, SMP Muhammadiyah 33 Tomang.
Setelah kelimanya lulus, mereka pun bersekolah di sekolah yang berbeda, Agus dan Setyo di STM PGRI 6 (dikenal dengan nama STM Kampung Jawa/CampJava). Lutfi masuk STM PGRI 5 (STM Boedoet/Budi Utomo), sedangkan Rein di SMAN 4 Gambir dan Chandra di STM 7 PGRI (STM 1 (satoe) DKI).
Ternyata, sekolah Agus, Setyo dan Lutfi saling bermusuhan, begitu juga STM Lutfi dan Chandra. Namun, walaupun sekolah mereka saling bermusuhan tetapi diantara mereka tetap bersahabat dan saling melindungi satu sama lain. Persahabatan yang telah mereka bina selama SMP dan berlanjut hingga di STM.
Hanya saja persahabatan baik diantara mereka akhirnya harus menghadapi cobaan dan ujian. Persahabatan mereka diuji oleh kesetiaan, pengorbanan, kerelaan, keikhlasan, kesetiakawanan dan kejujuran.
Suatu hari sahabat mereka, Agus, terbunuh dalam sebuah tawuran berdarah. Setyo yang bersalah karena meninggalkan Agus, dihantui rasa penyesalan dan perasaan bersalah.
Chandra yang pernah diselamatkan Agus setahun yang lalu karena terjebak dalam sebuah tawuran, bersumpah akan membalas kematian Agus. Lutfi yang mengetahui bahwa salah satu pembunuh Agus ternyata adalah teman satu basis di sekolahnya, akhirnya menyetujui rencana mematikan yang disusun Chandra dan Setyo.
Rencana pembalasan Agus ternyata berubah bencana. Chandra pun harus menjadi buronan polisi ketika salah satu anak Boedoet yang terkana sabetan clurit harus merelakan nyawanya di tangan Chandra.
Suatu malam, di rumah Setyo diadakan acara pengajian adiknya Setyo, Windi, yang telah selesai mengkhatamkan bacaan AlQurannya. Setyo dan Kiki yang berencana pulang cepat agar dapat menghadiri acara tersebut ternyata harus terlibat dalam tawuran berdarah yang melibatkan tiga STM yang berbeda dan saling bermusuhan di simpang Harmoni.
Ibu Setyo yang menunggu dengan cemas harus menyadari kenyataan pahit di depannya ketika Fredy datang dengan membawa dua kado yang berdarah.
>>> Cerita selanjutnya, silahkan dapatkan novelnya di Gramedia, seharga Rp 45.000,-
Biodata Penulis
Terlahir dengan nama Arif Rahman di Medan, Rabu 14 Juni 1978. Tahun 1988 hijrah bersama keluarga ke Jakarta. Setelah lulus SD di SDN 05 Takari, Tomang tahun 1990 melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah 33 Tomang dan lulus pada tahun 1994. Lalu melanjutkan sekelolah STM PGRI 8 Rawamangun dan lulus pada tahun 1998. Kini, Arif bergelar Sarjana Komunikasi (S.i.Kom), konstentrasi Desain Komunikasi Visual, lulus tahun 2009.
Setelah kelimanya lulus, mereka pun bersekolah di sekolah yang berbeda, Agus dan Setyo di STM PGRI 6 (dikenal dengan nama STM Kampung Jawa/CampJava). Lutfi masuk STM PGRI 5 (STM Boedoet/Budi Utomo), sedangkan Rein di SMAN 4 Gambir dan Chandra di STM 7 PGRI (STM 1 (satoe) DKI).
Ternyata, sekolah Agus, Setyo dan Lutfi saling bermusuhan, begitu juga STM Lutfi dan Chandra. Namun, walaupun sekolah mereka saling bermusuhan tetapi diantara mereka tetap bersahabat dan saling melindungi satu sama lain. Persahabatan yang telah mereka bina selama SMP dan berlanjut hingga di STM.
Hanya saja persahabatan baik diantara mereka akhirnya harus menghadapi cobaan dan ujian. Persahabatan mereka diuji oleh kesetiaan, pengorbanan, kerelaan, keikhlasan, kesetiakawanan dan kejujuran.
Suatu hari sahabat mereka, Agus, terbunuh dalam sebuah tawuran berdarah. Setyo yang bersalah karena meninggalkan Agus, dihantui rasa penyesalan dan perasaan bersalah.
Chandra yang pernah diselamatkan Agus setahun yang lalu karena terjebak dalam sebuah tawuran, bersumpah akan membalas kematian Agus. Lutfi yang mengetahui bahwa salah satu pembunuh Agus ternyata adalah teman satu basis di sekolahnya, akhirnya menyetujui rencana mematikan yang disusun Chandra dan Setyo.
Rencana pembalasan Agus ternyata berubah bencana. Chandra pun harus menjadi buronan polisi ketika salah satu anak Boedoet yang terkana sabetan clurit harus merelakan nyawanya di tangan Chandra.
Suatu malam, di rumah Setyo diadakan acara pengajian adiknya Setyo, Windi, yang telah selesai mengkhatamkan bacaan AlQurannya. Setyo dan Kiki yang berencana pulang cepat agar dapat menghadiri acara tersebut ternyata harus terlibat dalam tawuran berdarah yang melibatkan tiga STM yang berbeda dan saling bermusuhan di simpang Harmoni.
Ibu Setyo yang menunggu dengan cemas harus menyadari kenyataan pahit di depannya ketika Fredy datang dengan membawa dua kado yang berdarah.
>>> Cerita selanjutnya, silahkan dapatkan novelnya di Gramedia, seharga Rp 45.000,-
Biodata Penulis
Terlahir dengan nama Arif Rahman di Medan, Rabu 14 Juni 1978. Tahun 1988 hijrah bersama keluarga ke Jakarta. Setelah lulus SD di SDN 05 Takari, Tomang tahun 1990 melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah 33 Tomang dan lulus pada tahun 1994. Lalu melanjutkan sekelolah STM PGRI 8 Rawamangun dan lulus pada tahun 1998. Kini, Arif bergelar Sarjana Komunikasi (S.i.Kom), konstentrasi Desain Komunikasi Visual, lulus tahun 2009.
Gw udah beli bro di Gramed Matraman. Thanks bro ulasannya
BalasHapusNurcholis, Jakarta
saya di Cikokol Tangerang belum dapat nih kang cecep bukaunya. ada di jual dimana kalau di Tangeran ya, kebetulan anak sy di SMK kelas 2
BalasHapushatur nuhun
Muryadi Sasmita
bro Nurcholis, terima kasih jika sdh dpt bukunya...
BalasHapuskang Muryadi, kalau saya belum tahu di Cikokol Tangerang ada atau tidak...
salam kenal
Cepy
alhamdulillah, ternyata ada yg mengulas disini juga Novel tersebut..trima kasih
BalasHapusSuryanti
Guru BP di SMK Jakarta
wah dimana kami di Surabaya bisa dapatkan Novel tersebut ya mas
BalasHapusAchyar Budiman
salam kenal untuk kawan bapak juga, dari nama yg sama Arif Rahman Hakim di Bekasi
BalasHapusArif
salam kenal dengan Arif Rahman dan juga pak Cecep/Cepy. salam motivasi dahsyat
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmantapppss, gw juga dulu anak STM Pembangunan braayyy. salam buat penulis (Arif) dan yg punya blog ini (Cepy)..
BalasHapussaya penulisnya, makasih om cepy atas reviewnya, kalau mau ngobrol2 di twitter saya @wheresagaru
BalasHapussaya sebagai pelajar kampung jawa sangat bangga akan novel ini
BalasHapusHarus nyari nih, novelnya. Terimakasih ya Ustadz...Informasinya.
BalasHapus