Mendamba Rumah Tangga SAMARA
Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah rumah tangga, agar rumah tangga itu kokoh dan diliputi rasa cinta, ketenangan, kasih sayang dan rahmat.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesarannya)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”. (QS Ar-Rum: 21).
Dari sinilah setiap pasangan suami istri harus ada rasa saling membutuhkan dan saling melengkapi, serta saling mengerti keadaan pasangannya.
“Dialah yang menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) memohon kepada Allah, Tuhan mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang shalih, tentulah kami akan selalu bersyukur’. (QS Al-A’raf: 189).
Setiap pasangan suami istri pastinya mendambakan rumah tangga yang dipenuhi rasa cinta, ketenangan, dan kasih sayang. Satu nuansa rumah tangga yang menjadi impian dan harapan kita semua. Namun hal itu tidaklah mudah diwujudkan apalagi di zaman ini.
Rumah tangga yang SAMARA (sakinah, mawaddah dan rahmah) ini harus ditegakkan dengan dasar saling pengertian, dan semua aktivitasnya dilakukan dengan musyawarah dan saling ridha. Bukan saling curiga-mencurigai pasangannya.
Dengan demikian diharapkan rumah tangga tersebut dapat merasakan kecintaan dan ikatan yang kokoh kuat, serta pasangan suami istri tersebut dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang telah dijelaskan Allah SWT di dalam Al Quran.
“Dan bergaullah dengan mereka menurut cara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.” (QS An Nisa: 19).
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menyatakan, “Mungkin dalam kesabaran kamu mempertahankan keutuhan rumah tanggamu, dan dalam keadaan benci tersebut ada kebaikan yang besar bagimu di dunia dan akhirat”.
Namun, masih banyak kaum Muslimin yang memperturutkan emosinya sehingga menghancurkan rumah tangganya sendiri. Menjadikan permasalahan, perselisihan kecil menjadi besar, sehingga menghilangkan ikatan cinta dan kasih sayang tersebut dan menggantikannya dengan kebencian dan kekerasan yang berakhir pada perceraian dan kehancuran rumah tangganya.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesarannya)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”. (QS Ar-Rum: 21).
Dari sinilah setiap pasangan suami istri harus ada rasa saling membutuhkan dan saling melengkapi, serta saling mengerti keadaan pasangannya.
“Dialah yang menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) memohon kepada Allah, Tuhan mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang shalih, tentulah kami akan selalu bersyukur’. (QS Al-A’raf: 189).
Setiap pasangan suami istri pastinya mendambakan rumah tangga yang dipenuhi rasa cinta, ketenangan, dan kasih sayang. Satu nuansa rumah tangga yang menjadi impian dan harapan kita semua. Namun hal itu tidaklah mudah diwujudkan apalagi di zaman ini.
Rumah tangga yang SAMARA (sakinah, mawaddah dan rahmah) ini harus ditegakkan dengan dasar saling pengertian, dan semua aktivitasnya dilakukan dengan musyawarah dan saling ridha. Bukan saling curiga-mencurigai pasangannya.
Dengan demikian diharapkan rumah tangga tersebut dapat merasakan kecintaan dan ikatan yang kokoh kuat, serta pasangan suami istri tersebut dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang telah dijelaskan Allah SWT di dalam Al Quran.
“Dan bergaullah dengan mereka menurut cara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.” (QS An Nisa: 19).
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menyatakan, “Mungkin dalam kesabaran kamu mempertahankan keutuhan rumah tanggamu, dan dalam keadaan benci tersebut ada kebaikan yang besar bagimu di dunia dan akhirat”.
Namun, masih banyak kaum Muslimin yang memperturutkan emosinya sehingga menghancurkan rumah tangganya sendiri. Menjadikan permasalahan, perselisihan kecil menjadi besar, sehingga menghilangkan ikatan cinta dan kasih sayang tersebut dan menggantikannya dengan kebencian dan kekerasan yang berakhir pada perceraian dan kehancuran rumah tangganya.
Info Nya Bagus Banget..
BalasHapusSalam Kenal Jabat Tangan Dari Kami.
blog KAmi lg Blogwalking Alat Bantu Sex
Dan Kalo Ada Yang Mau Cari Alat Bantu Sex Dan Obat Perangsang - Obat Kuat Atau Pun Obat Pembesar penis Blog Kami Menyediakannya jika berkenan berkunjung ya.. makacih
Info Nya Bagus Banget..
BalasHapusSalam Kenal Jabat Tangan Dari Kami.
blog KAmi lg Blogwalking Alat Bantu Sex
Dan Kalo Ada Yang Mau Cari Alat Bantu Sex Dan Obat Perangsang - Obat Kuat Atau Pun Obat Pembesar penis Blog Kami Menyediakannya jika berkenan berkunjung ya.. makacih