Header Ads

test

Perjalanan Menuju Masjid Nabawi (catatan-2)

Setelah menunggu sekian lama, kami langsung menuju loket keluar keimigrasian. Petugas keimigrasian Arab Saudi yang menggunakan jubah dan surban memeriksa segala dokumen perjalanan kami dan para penumpang lainnya.

Perwakilan dari GSM mengatakan kepada kami, bahwa di Arab Saudi tidak diperkenankan membawa passport dan visa kunjungan, karena ditahan keimigrasian arab.

Namun passport dan visa kunjungan tersebut tidaklah disalahgunakan dan dokumen-dokumen tersebut nantinya akan diberikan kembali saat kami pulang atau meninggalkan Arab Saudi. Setelah menunggu selama 3 jam, bus full AC membawa kami menuju ke kota Madinah yang ditempuh selama 6 jam.

Daya tarik utama Kota Madinah adalah keberadaan Masjid Nabawi. Itulah sebabnya, jutaan orang setiap tahunnya mengunjungi Kota Rasul ini. Masjid Nabawi merupakan masjid yang dibangun oleh Muhammad SAW dan sekaligus tempat pergerakan perjuangan dalam menyebarkan Islam.

Magnet umat Islam adalah insentif yang diberikan berupa pahala dan keutamaan bagi yang melaksanakan salat di Mesjid Nabawi memiliki pahala 1.000 kali lebih utama dibanding dengan salat di tempat lain, selain Masjidil Haram.

Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 550.000 jamaah. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Keutamaan ketiga masjid itu, yakni satu salat di masjid Aqsa diberikan pahala 500 kali, masjid Nabawi 1.000 kali dan masjid Al Haram 100.000 kali dibanding masjid lainnya.

Kota yang terletak di sebelah utara Mekkah dengan jarak tempuh sekitar 450 km ini pada masa nabi Muhammad SAW menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam. Di Madinah pula diletakkan fondasi perpolitikan modern oleh Rasulullah SAW yang termaktub dalam Piagam Madinah.

Dari kota yang sebelumnya bernama Yatsrib ini Islam kemudian menyebar ke seluruh jazirah Arab dan kemudian ke seluruh dunia. Yatsrib sejak dulu merupakan pusat perdagangan. Setelah Rasulullah menetap di kota ini, Yatsrib kemudian diberi nama Madinah dan kemudian menjadi pusat perkembangan Islam.

Dan saat musim haji tiba, sedikitnya 200.000 jamaah dari Indonesia mengunjungi Madinah khususnya Masjid Nabawi, guna melakukan salat arba`in (salat 40 waktu tanpa terputus). Selain itu, jutaan orang silih berganti berdatangan ke Madinah saat menunaikan ibadah umrah baik dari Indonesia maupun dari negara lain. Hal ini menjadikan Madinah menjadi kota yang tidak pernah mati selama 24 jam sepanjang tahun.

Di masjid Nabawi, terdapat Raudhah atau taman surga. Dimana, segala doa yang dipanjatkan pastilah di terima Allah SWT. Raudhah terletak di antara mimbar dengan makam atau dahulu rumah Nabi Muhammad SAW. Ukuran Raudhah tidak terlalu besar, sekitar 20 x 50 meter persegi yang areanya ditandai dengan tiang-tiang berwarna putih dengan kaligrafi yang khas dan diberikan karpet warna hijau.

Areal diluar Raudhah menggunakan karpet berwarna merah. Disitulah dahulu Nabi Muhammad SAW, biasa membacakan wahyu dan mengajarkan tentang islam kepada para sahabat. Lokasi Raudhah masuk bagian dari shaf laki-laki dan hanya terbuka untuk perempuan di jam-jam tertentu.

Setelah enam jam perjalanan, bus yang kami tumpangi berputar-putar mencari jalan menuju hotel tempat menginap, pada hari Kamis, 21 April 2011. Akhirnya tepat pukul 05.15 waktu setempat, kami akhirnya sampai di kota Madinah dan langsung menuju ke Hotel Jawharat al Fairuz untuk menginap selama 3 hari ke depan dilanjutkan meluncur ke masjid Nabawi untuk melaksanakan salat subuh berjamaah. Hotel ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari arah utara masjid Nabawi.


Selepas salat subuh foto bareng kawan di depan Masjid Nabawi


Keindahan Masjid Nabawi dengan payung besarnya


Tidak ada komentar